2 Warna dan Corak. Hewan laut yang satu ini juga dapat kamu kenali dari coraknya yang mudah untuk diingat. Ciri ciri udang Windu yang sangat mudah kamu pahami adalah corak loreng berukuran besar yang membentang pada bagian punggung sehingga udang ini juga dikenal dengan nama Giant tiger. Warna dasarnya adalah kehitaman yang berpadu dengan
Udang merupakan salah satu komoditi ekspor perikanan yang paling utama di Indonesia. Jenis udang yang banyak dibudidayakan adalah udang vaname dan udang windu. Udang windu sendiri merupakan udang asli dari Indonesia. Udang windu yang juga dikenal dengan sebutan black tiger shrimp memiliki ukuran tubuh 35 cm dan berat sekitar 260 gram. Harga jualnya sedikit lebih tinggi dari udang vaname, sehingga banyak yang melakukan budidaya udang windu. Udang windu memiliki nama latin Panaeus monodon. Udang asli Indonesia ini memiliki ciri-ciri tubuh berupa warna hijau kebiruan, kulit tubuh yang keras, serta memiliki loreng-loreng besar selayaknya macan. Habitat udang windu dewasa adalah di tengah laut yang dalam, sedangkan saat sebelum masa dewasa, udang windu tinggal di perairan dangkal atau di tepi pantai. Budidaya udang windu sendiri bisa dibilang cukup sulit daripada budidaya udang vaname asal Amerika. Dikarenakan varietas ini rentan dengan penyakit bercak putih. Meski begitu budidaya udang windu memiliki prospek yang cerah di masa depan. Tentu saja supaya budidaya dapat berhasil hingga memberikan keuntungan, diperlukan ketekunan serta pengetahuan kebiasaan udang windu serta teknik budidaya yang tepat. Cara budidaya udang windu dapat disimak selengkapnya berikut ini. Udang windu merupakan varietas udang asli Indonesia yang habitat aslinya berada di air laut atau di air payau. Akan tetapi varietas udang ini juga dapat dibudidayakan di air tawar. Budidaya udang windu dilakukan di tambak, sayangnya hasil panennya tidak bisa memiliki ukuran panjang tubuh dan berat yang sama dengan udang windu di laut. Baca Juga Cara Budidaya Udang Air Tawar yang Telah Terbukti Sukses 1. Mempersiapkan Tambak Sumber Langkah pertama dalam budidaya udang windu adalah mempersiapkan tambak. Persiapan tambak itu sendiri dimulai dari pemilihan lokasi. Lokasi yang sangat mendukung untuk perkembangbiakan udang windu adalah di dalam kondisi air payau, maka dari itu disarankan memilih lokasi yang memiliki sumber daya air payau yang melimpah, diantaranya adalah di dekat pantai. Selain itu, dalam pemilihan lokasi budidaya sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut Daerah yang dipilih adalah di sepanjang pantai, atau setidaknya beberapa meter dari permukaan laut pantai, dengan suhu rata-rata 26 sampai 32 derajat tanah liat berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 20%, akan tetapi pasir mudah dipadatkan sehingga dapat menahan serta air di sekitar lokasi tambak harus cukup baik supaya udang windu dapat menghasilkan panen yang harus dibangun dengan kuat, padat, tidak bocor dan bisa tahan erosi yang digunakan untuk budidaya adalah air payau dengan salinitas 15 sampai 35 ppt, kadar oksigen terlarut minimum 3 ppm, pH air sekitar 7,5 sampai 8,5 dan air harus bebas dari pencemaran. Setelah lokasi yang tepat telah didapat, berikutnya adalah membuat tambak budidaya. Berikut hal-hal penting yang harus diperhatikan saat membuat tambak Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan, tak terkecuali alat pengukur kadar untuk memastikan kualitas air dan yang dibuat adalah sebanyak 3 tambak. Yakni tambak pendederan, tambak gelondongan, dan tambak pembesaran. Tiap tambah memiliki pintu air sendiri, keran dan selokan untuk proses pengaliran air. Bangun pematang dengan tinggi 50 cm di atas permukaan air di sekeliling tambak dengan ukuran lebar 2 m, serta bangun juga pematang sebagai pemisah tiap dibuat bersebelahan dengan tinggi yang berbeda. Buat 1 buah kanal di tambak paling tinggi, dan 1 kanal di tambak paling rendah untuk keluarnya air. Buat pintu air antar tambak 1 & 2, begitupula antar tambak 2 dan 3 untuk memudahkan pengaturan sirkulasi air di dalam tambak budidaya. 2. Mengolah Lahan Sebelum mengisi tambak dengan air, lakukan pengolahan lahan terlebih dahulu dengan mengeluarkan lumpur dengan dicangkul atau disedot dengan pompa air. Kemudian lakukan pembalikan tanah di dasar tambak dengan dicangkul atau dibajak supaya terbebas dari gas yang bersifat beracun dan amoniak. Lakukan juga pengapuran untuk menetralkan keasaman tanah. Dosisinya 1 ton/ha. Kemudian lakukan pengeringan hingga tanah untuk membunuh bibit penyakit. 3. Memasukkan Air Lahan dibiarkan selama 3 hari sebelum tambak diisi air. Pemasukan air dilakukan bertahap, pertama-tama isi sampai setinggi 10-25 cm, biarkan selama beberapa hari supaya bibit-bibit plankton tumbuh. Kemudian air dimasukkan lagi hingga minimal 80 cm. Baca Juga Jurus Sukses Belajar Budidaya Udang Vaname Auto Untung Besar 4. Pemilihan Benur Sumber Benur atau benih udang windu dapat dibeli di tempat-tempat pembenihan. Pilihlah benur yang memiliki tingkat daya tahan tinggi, aktif bergerak, fisiknya berwarna tegas, sehat, alat tubuh lengkap dan tahan terhadap adaptasi perubahan lingkungan. Benur harus dilakukan pengujian dengan cara diletakkan dalam baskom, beri air, lalu aduk air dengan cukup kencang selama 1-3 menit. Pilihlah benur yang tetap aktif bergerak setelah air putaran berhenti. Benur dipilih yang ukurannya sama, baik benih yang masih post larva atau benih yang sudah besar atau juvenil. 5. Penebaran Benih Benur ditebar setelah plankton sudah tumbuh, ditandai dengan kecerahan air kurang dari 30-40 cm. Penebaran benih dilakukan saat pagi atau sore hari. Penebaran benih harus dilakukan secara bertahap. Dimulai dari merendam plastik wadah benur selama 15-30 menit dalam tambak. Setelah itu plastik dibuka dan dilipat bagian ujungnya, biarkan tetap terapung selama 15-30 menit untuk adaptasi udara. Berikutnya percikkan air tambak ke plastik selama 10 menit, supaya terjadi pencampuran air dan benur dapat melakukan adaptasi dengan salinitas air tambak. Selanjutnya benur dapat dikeluarkan dengan membiarkan benih keluar dengan sendirinya. 6. Pemeliharaan Setelah itu yang dilakukan adalah pemeliharaan serta pemberian pakan. Pemeliharaan yang harus dilakukan diantaranya Memperhatikan kualitas air agar tetap stabil dengan menambah atau mengganti air dengan pemupukan untuk mendorong pertumbuhan makanan alami. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang 250gram/m2, TSP 5gram/m2, dan urea 5gram/ dapat berupa pakan alami dari udang itu sendiri atau plankton dan sisa tumbuhan dan hewan yang membusuk di tambak. Udang windu yang mulai dewasa akan memakan daging binatang lunak seperti kerang pakan tambahan saat masa pemeliharaan sudah 3 bulan, berupa campuran dedak halus dengan ikan cincang rucah, siput, ketam, siput, diberikan untuk proses pembesaran. Diberikan sebanyak 4-6 kali dalam sehari dengan takaran 15-20% dari total berat tubuh benur. Untuk dewasa, berikan 5-10% dari berat tubuh per hama dan penyakit. Baca Juga 7 Tips Cara Merawat Udang Hias Di Akuarium 7. Pemanenan Sumber Udang windu dipanen di usia sekitar 5-6 bulan, dengan berat rata-rata 8 ons per ekor. Panen dilakukan di malam atau dini hari dengan menebar jala. Biasanya harga jual udang windu per 1 kilogramnya adalah dapat lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari dinamika harga di pasaran. Demikian penjelasan dari langkah cara budidaya udang windu. Semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis. You may also like About the author Situs yang Membahas tentang Cara Merawat Tanaman, Cara Merawat Hewan, Cara Merawat Tubuh dan Cara Merawat Benda. Hasil penjualan nya mencapai Rp 23 juta. Selain udang windu, Lakurri juga panen bandeng 300 k g dengan hasil Rp 6.750.000. Sedangkan biaya operasional meliputi persiapan tambak Rp 1, 5 juta, benur Rp 800 ribu dan nener bandeng Rp 200 ribu. Sewa lahan dan tenaga kerja sekitar Rp 8 juta. Selama satu siklus (4 bulan) Lakurri mendapatkan hasilUdang windu Penaeus monodon merupakan asli Indonesia yang harus tetap dikembangkan. Meskipun saat ini, produksinya masih kalah dengan udang vannamei Litopenaeus vannamei, tetapi pasar untuk udang windu masih terbuka lebar, sehingga tetap perlu didukung dengan ketersediaan induk dan benih yang kontiyu. Udang windu merupakan salah satu komoditas unggulan di Asia FAO 2008. Hal ini dikarnakan udang windu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya memiliki ukuran panen yang lebih besar, rasa yang manis, gurih, dan kandungan gizi yang tinggi. Besarnya potensi budidaya dari udang windu memacu para petambak untuk memaksimalkan produksi Amri 2003. Dalam dunia perdagangan, udang windu Penaeus monodon dikenal dengan sebutan udang pancet, jumbo tiger prawn, giant tiger prawn, black tigerprawn atau black tiger shrimp Murtidjo, 2003. Udang Windu Penaeus monodon merupakan crustasea, pertumbuhan dan reproduksi crustasea diatur oleh kombinasi hormone neuropeptide, ecdysteroids hormone moulting dan metil farnesoeate isoprenoid MF. Pertumbuhan pada udang merupakan penambahan protoplasma dan pembelahan sel yang terus menerus pada waktu ganti kulit. Secara umum dinyatakan bahwa laju pertumbuhan Crustacea merupakan fungsi dan frekuensi ganti kulit dan pertambahan berat badan setiap proses ganti kulit Moulting. Ciri udang mengalami pertumbuhan adalah dengan adanya peroses moulting ganti kulit, biasanya cara untuk mempercepat proses moulting dengan cara ablasi, namun cara ini tidak dapat dilakukan pada benur udang dikarnakan ukurun benur yang masih sangat kecil. Selain ablasi proses moulting pada udang dapat dilakukan melalui penambahan ecdysteron. Dengan diketahui titer ecdysteron pada proses moulting pada udang, maka proses ini dapat diatur melalui pemberian ecdyteron pada udang Gunamalai 2006. Keberadaan udang windu Penaeus monodon di Indonesia saat ini memang hampir kalah bersaing dengan udang vannamei Litopenaeus vannamei. Meskipun harganya sedikit lebih tinggi dari udang vannamei, namun udang windu Penaeus monodon dinilai lebih sulit dalam proses budidayanya. Oleh sebab itu udang vannamei Litopenaeus vannamei menjadi primadona budidaya di Indonesia. Direktur jenderal perikanan budidaya kementerian kelautan dan perikanan KKP Slamet Subiyakto menjelaskan, meski petani banyak yang berminat untuk membudidayakan udang vannamei Litopenaeus vannamei, namun udang windu justru dinilai memiliki peluang pasar lebih besar KLASIFIKASI UDANG WINDU Kingdom Animalia Fillum Arthropoda Subfillum Crustacea Kelas Malacostraca Ordo Decapoda Famili Penaeidae Genus Penaeus Spesies Penaeus monodon MORFOLOGI UDANG WINDU Secara morfologi, tubuh udang windu terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian kepala hingga dada dan abdomen yang meliputi bagian perut dan ekor. Bagian kepala dada disebut cephalothorax, dibungkus kulit kitin yang tebal yang disebut carapace. Bagian ini terdiri dari kepala dengan 5 segmen dan dada dengan 8 segmen. Bagian abdomen terdiri atas 6 segmen dan 1 telson Murtidjo 2003. Bagian kepala, dada terdapat anggota-anggota tubuh lain yang berpasang β pasangan berturut-turut dari muka kebelakang adalah sungut kecil antennula, sirip kepala Scophocerit, sungut besar antenna, rahang mandibulla, alat-alat pembantu rahang maxilla yang terdiri dari dua pasang maxilliped yang terdiri atas tiga pasang, dan kaki jalan periopoda yang terdiri atas lima pasang, tiga pasang kaki jalan yang pertama ujung-ujungnya bercapit yang dinamakan chela Suyanto dkk 2003. Bagian perut terdapat lima pasang kaki renang pleopoda, pada ruas ke enam kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas uropoda. Ujung ruas keenam kearah belakang membentuk ekor telson Suyanto dkk 2003. Udang windu termasuk hewan heterosexual yaitu mempunyai jenis kelamin jantan dan betina yang dapat dibedakan dengan jelas. Jenis udang windu betina dapat diketahui dengan adanya telikum pada kaki jalan ke-4 dan ke-5. Telikum berupa garis tipis dan akan melebar setelah terjadi fertilisasi. Sementara jenis kelamin udang windu jantan dapat diketahui dengan adanya petasma yaitu tonjolan diantara kaki renang pertama Murtidjo 2003. Tubuh udang windu terdiri dari dua bagian yaitu kepala dan dada cephalothorax dan perut abdomen. Pada bagian cephalothorax terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas kepala dan 8 ruas dada. Bagian kepala terdiri dari antenna, antenulle, mandibula dan 6 dua pasang maxillae. Kepala dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki jalan periopoda. Bagian perut atau abdomen terdiri dari 6 ruas yang tersusun seperti genting. Pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang Pleopod dan sepasang uropods mirip ekor yang membentuk kipas bersama-sama telson yang berfungsi sebagai alat kemudi Tricahyo, 1995. Tubuh udang windu dibentuk oleh 2 cabang biramous, yaitu exopodite dan endopodite. Udang windu mempunyai tubuh berbuku-buku dan aktifitas berganti kulit luar atau eksoskleton secara perodik yang biasa disebut dengan istilah moulting Mujiman dan Suyanto, 1999. Udang penaeid dapat dibedakan dengan yang lainnya oleh bentuk dan jumlah gigi pada rostrumnya. Udang windu mempunyai 2-4 gigi pada bagian tepi ventral rostrum dan 6-8 gigi pada tepi dorsal Mujiman dan Suyanto, 1999. Udang windu betina mempunyai thelicum sebagai alat reproduksinya. Letak thelicum berada diantara pangkal kaki jalan ke-4 dan ke-5 dengan lubang saluran kelaminnyua terletak diantara pangkal kaki ke-3. Sedangkan alat kelamin udang jantan disebut petasma yang terletak pada kaki renang pertama. Udang windu bersifat kanibalisme yaitu suka memangsa jenisnya sendiri. Hal ini terjadi jika udang windu kekurangan pakan. Morfologi udang windu warna carapace dan bagian tubuh bergaris-garis tebal melintang berwarna merah dan putih. Antena berwarna coklat keabu-abuan. Kaki jalan dan kaki renang berwarna coklat dan pinggirnya merah. Bila berada di tambak terutama yang dangkal, warnanya berubah menjadi coklat tua atau gelap dan sering berwarna kehitam-hitaman Sudarmini dan Sulistiyono, 1988. HABITAT UDANG WINDU Udang windu bersifat bentik, dan menyukai dasar perairan yang lembut, biasanya terdiri dari campuran lumpur dan pasir. Udang windu lebih suka bersembunyi di rumpon dan membenamkan diri dalam lumpur pada saat moulting, hal ini dilakukan udang untuk menghindari pemangsaan. Menurut Mudjiman 2003, udang dewasa bertelur di laut kemudian larva yang menetas bergerak ke daerah muara. Semakin dewasa udang akan bergerak secara berkelomok menuju ke laut untuk melakukan perkawinan. Udang windu tersebar di sebagian besar daerah Indo-Pasifik Barat, Afrika Selatan, Tanzania, Kenya, Somalia, Madagaskar, Saudi Arabia, Oman, Pakistan, India, Bangladesh, Srilangka, Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Philipina, Hongkong, Taiwan, Korea, Jepang, Australia, dan Papua Nugini Khairul Amri, 2003. REPRODUKSI UDANG WINDU Jenis kelamin jantan dan betina dari udang windu, dapat dilihat dari alat kelamin luarnya dan kaki jalan periopod. Alat kelamin jantan disebut petasma, yang terdapat pada kaki renang pertama, sedangkan lubang saluran kelaminnya gonophore terletak diantara pangkal kaki jalan ke tiga. Alat kelamin betina disebut thelycum, terletak di antara kaki jalan keempat dan kelima Pratiwi, 2008. Alat kelamin utama disebut dengan gonad terdapat di dalam bagian cephalotorax. Pada udang jantan dewasa, gonad akan menjadi testis yang berfungsi sebagai penghasil mani sperma. Pada udang betina, gonad akan menjadi indung telur ovarium, yang berfungsi menghasilkan telur. Ovarium yang telah matang akan menghasilkan telur yang banyak. Telur akan merekat pada ovarium dan terangkai seperti buah anggur yang meluas sampai ekor. Sperma yang dihasilkan oleh udang jantan, pada waktu kawin akan dikeluarkan dalam kantung seperti lendir yang dinamakan kantung sperma spermatophora. Spermatophora dilekatkan pada thelicum udang betina dan disimpan terus disana hingga saat peneluran dengan bantuan petasma. Apabila udang betina bertelur, spermatophora akan pecah dan sel-sel sperma akan membuahi telur di luar badan induknya Pratiwi, 2008 Pemijahan di alam terjadi sepanjang tahun dengan puncak-puncak tertentu pada awal dan akhir musim penghujan. Penurunan kadar garam pada awal dan kenaikan pada akhir musim penghujan dibarengi dengan perubahan suhu yang mendadak diduga memberi rangsangan pada induk yang matang telur untuk memijah. Pada saat inilah benur dapat ditangkap pada jumlah yang besar. Sedangkan pada pembenihan buatan prinsipnya diperlukan induk betina matang telur yang sudah dikawini oleh udang jantan di dalam bak peneluran atau didalam bak larva. Langkah berikutnya adalah menetaskan telur dan memelihara larva dari hasil tetasan tersebut sampai mencapai tingkat post larva umur 5-10 hari Prawidihardjo et al. dalam Poernomo, 1976. FISIOLOGI UDANG WINDU Daya tahan hidup organisme dipengaruhi oleh keseimbangan osmotik antara cairan tubuh dengan air media lingkungan hidupnya. Pengaturan osmotik itu dilakukan melalui mekanisme osmoregulasi. Mekanisme ini dapat dinyatakan sebagai pengaturan keseimbangan total konsentrasi eklektrolit yang terlarut dalarn air media hidup organisme. Osmoregulasi ini erat kaitannya dengan daur hidup udang windu tersebut. Udang Windu memiliki dua lingkungan dalam daur hidupnya yakni laut dan estuary muara sungai Musida, 2015. Udang windu mempunyai tekanan osmotik yang berbeda dengan lingkungannya, oleh karena itu udang harus mencegah kelebihan air atau kekurangan air, agar proses-proses fisiologis didalam tubuhnya dapat berlangsung dengan normal Musida, 2015. TINGKAH LAKU DAN CIRI-CIRI UDANG WINDU Udang windu Penaeus monodon memiliki sifat-sifat dan ciri khas yang membedakannya dengan udang-udang yang lain. Udang windu Penaeus monodon bersifat Euryhaline, yakni secara alami bisa hidup di perairan yang berkadar garam dengan rentang yang luas, yakni 5-45%. Kadar garam ideal untuk pertumbuhan udang windu Penaeus monodon adalah 19-35%. Sifat lain yang juga menguntungkan adalah ketahanannya terhadap perubahan temperature yang dikenal dengan eurythemal Suryanto dkk 2004. Boyd 1998, menyatakan bahwa selama proses moulting udang menyerap Kalsium dan Magnesium. Kandungan zat tersebut sangat dibutuhkan dalam jumlah yang tinggi. Pergantian kulit ini merupakan indikator terjadinya pertumbuhan. Selama udang berganti kulit biasanya udang tidak bernafsu makan, udang tidak banyak bergerak dan dalam kondisi yang lemah. Ada 3 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada Udang Windu, yaitu faktor fisika, faktor kimia dan faktor biologi. Udang windu bersifat omnivora dan seringkali bersifat kanibal karena memakan udang yang sedang moulting. Udang windu tergolong hewan nocturnal karena sebagian besaraktifitasnya seperti makan dilakukan malam hari. Kulit udang windu tidak elastis dan akan berganti kulit selama pertumbuhan. Frekuensi pergantian kulit ditentukan oleh jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, usia dan kondisi lingkungan. Setelah kulit lama terlepas udang windu dalam kondisi lemah karena udang baru belum mengeras. Pada saat ini udang mengalami pertumbuhan sangat pesat diikuti dengan penyerapan sejumlah air, semakin cepat udang berganti kulit maka pertumbuhan semakin cepat Murtidjo 2003. MANFAAT UDANG WINDU Udang windu merupakan komoditi ekspor perikanan utama yang mempunyai potensi cukup tinggi dan dagingnya gurih serta bergizi. Disamping itu udang tersebut sangat disukai karena seluruh tubuhnya dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kebutuhan ekonomi masyarakat, seperti kulitnya dapat dijadikan campuran pembuatan pelet, dagingnya dapat diolah sebagai bahan makanan seperti file udang, kerupuk, abon dan terasi Pratiwi, 2008. PERAN UDANG WINDU DI PERAIRAN Udang di ekosistem aslinya bersifat pemakan segala omnivora, detritus dan sisa-sisa organik lainnya baik hewani maupun nabati. Dalam mencari makan udang mempunyai pergerakan yang terbatas, tetapi udang selalu didapatkan di alam oleh manusia, karena udang mempunyai sifat dapat menyesuaikan diri dengan makanan yang tersedia di lingkungannya dan tidak bersifat memilih Pratiwi, 2008. PENULIS Sabrina Maysarah FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015 EDITOR Gery Purnomo Aji Sutrisno FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015 DAFTAR PUSTAKA Boyd, C. E. 1998. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama, USA Agricultural Experiment Station, Auburn University. Google image. 2015. diakses pada 10 november 2015 pukul 1800 wib Khairul, Amri. 2003. Budidaya Udang Vaname. Musida. 2015. Poernomo, Usaha Mini Hatchery dan Pertokolan Udang Windu, FaktorPendukung Strategis bagi Keberhasilan Budidaya Udang Pola Sederhana. Puslitbangkan. hal. Pratiwi, R. 2008. Aspek Biologi Udang Ekonomis Penting. Jurnal Oseana. 332 1-24. Sudarmini, E dan B. Sulistiyono, 1988. Biologi Udang Windu dan Perkembangannya. Balai Budidaya Air Payau Jepara. Zipcodezoo. 2015 diakses pada 10 november 2015 pukul 1900 wib
Udangjerbung adalah udang laut yang warna kulitnya putih dengan kaki berwarna merah. Dagingnya agak lunak teksturnya tetapi rasanya lebih manis gurih. Sedangkan udang windu kulitnya berwarna hijau abau-abu. Berasal dari tambak karena diternakkan. Udang ini sering disebut Tiger Prawn karena jika dipanaskan kulitnya berwarna oranye belang-belang. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 202957 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d85ce4e5ac00a47 β’ Your IP β’ Performance & security by Cloudflare Salahsatu program dari Gubernur Sulawesi Selatan periode 2018-2023 adalah mengembalikan kejayaan udang windu di Sulawesi Selatan. Telah dilakukan kegiatan yang bertujuan mengetahui performa budidaya udang windu di tambak pembudidaya yang dilaksanakan pada musim kemarau tahun 2019 di Kecamatan Marusu Kabupaten Maros.ο»ΏUdang windu adalah udang yang hidupnya di air payauudang galah hidupnya di air tawar tapi udang galah mau bertelur itu hidupnya di air payau juga Udangwindu sebenarnya adalah satwa laut namunberkat teknologi modern akhirnyapembudidayaannya bisa dilakukan di air udang galah adalah udang airtawar, biasanya yang kita tahu udang ini bisadidapatkan dari sungai. udang windu corak nya itu mirip harimau karena nama nya dalam bahasa Inggris disebut tiger shrimp kalo udang galah pug capit yang panjang dan nama nya dalam bahasa Inggris disebut sebagai Giant fresh water shrimpUdangasli Indonesia ini memiliki ciri-ciri tubuh berupa warna hijau kebiruan, kulit tubuh yang keras, serta memiliki loreng-loreng besar selayaknya macan. Habitat udang windu dewasa adalah di tengah laut yang dalam, sedangkan saat sebelum masa dewasa, udang windu tinggal di perairan dangkal atau di tepi pantai.